Saturday, December 25, 2010

JAFF

Kine akan mengadakan pemutaran film-film JAFF yang akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 27 hingga 29 Desember 2010. Berikut keterangannya:

- 27 Desember 2010
  Pemutaran film "Prison and Paradises"
  Waktu: 12.30
  Tempat: Ruang Multimedia Fisipol

- 28 Desember 2010
  Pemutaran film "Perampok Ulung"
  Waktu: 9.30
  Tempat: Ruang Multimedia Fisipol

-29 Desember 2010
  Pemutaran film "Tehran Without Permission (Iran-France)"
  Waktu: 12.30
  Tempat: Ruang Multimedia Fisipol.

Acara ini 100% gratis dan terbuka untuk umum. Be there! :D

Wednesday, December 15, 2010

Diklat Kedua


Kine is back! Setelah mengikuti diklat perdana kine di awal Desember lalu (4-5 Desember 2010), para peserta diklat yang terdiri dari angkatan 2009 dan 2010, kini mengikuti kembali diklat yang kedua. Diadakan pada tanggal 12 Desember 2010, antusias para peserta tidak hilang begitu saja. Kali ini Kine menghadirkan dua orang pembicara yang tidak asing lagi bagi kalian calon film maker. Pembicara pertama adalah Anggi Noen atau akrab dipanggil Cecep dari Limaenam films. Setelah kemarin para peserta diberi tugas masing-masing membuat sebuah sinopsis bertema bebas, diklat kali ini Cecep membedah dan membahas semua hasil sinospsis para peserta.

Hasil sinopsis para peserta diberi pujian oleh Cecep. Semua sinopsis peserta tidak ada yang jelek, karena segala cerita berasal dari imajinasi masing-masing orang. Banyak tips dan pesan yang diberikan Cecep untuk membuat sinopsis yang bagus dan mengesankan.
Dilanjutkan dengan pembicara kedua, yaitu Purbanegara atau Popo dari Limaenam films juga. Masih seputar tahap awal dalam membuat sebuah film. Ada 4 tahap dalam membuat skenario film :
1. Ide yang out of the box
2. Menulis sinopsis yang fokus dan mampu menarik minat menonton orang
3. Membuat scene plot. Scene plot di bagi menjadi dua, yaitu : plot utama dan sub plot. Popo menekankan bahwa sub plot tidak boleh melebihi porsi dari plot utama, namun tetap berhubungan.
4. Skenario yang mudah dan jelas

Di akhir diskusi, Popo memberikan pesan, bahwa ketika ingin membuat sebuah film, cobalah pilih salah satu fokus dalam cerita. Carilah satu masalah, kasus, atau tema, dan fokuskan dalam film. Kemudian, para peserta akhirnya diberi kesempatan untuk memproduksi sebuah film yang akan mereka garap dengan sinopsis yang dipilih dari para peserta. Dengan adanya produksi film ini, diharapkan para peserta mampu belajar langsung dan bersemangat dengan apa yang mereka kerjakan. Hidup KINE klub KOM! (Bian Devina)

Tuesday, December 7, 2010

Kunjungan Fiagra

Sabtu (4/12) Kine mendapatkan kunjungan dari Fiagra, klub film Fakultas Teknik UGM. Acara berlangsung dari pukul sepuluh hingga empat sore. Acara dibuka dengan sambutan dari kedua ketua klub film, games, pemutaran film, dan dilanjutkan dengan diskusi film. Acara berlangsung lancar dan menyenangkan. Semoga kunjungan dan nonton film bersama ini menjadi awal kegiatan rutin Kine - Fiagra :)


 Sambutan dari April selaku Ketua KINE


Presentasi KINE




 Sambutan dari Ipan selaku ketua Fiagra 



Lunch time! ^^

 Games



 Pemutaran Film


Diskusi Film



Sampai berjumpa lain waktu, Fiagra! :)

Diklat Perdana KINE


Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2010. Dan hal ini menandakaan saatnya Kine Klub KOM UGM hunting personil. Dari hasil “perburuan” yang dilakukan sejak awal semester lalu, telah terjerat lebih kurang 30 orang peserta calon anggota Kine Klub KOM yang rela ‘membuang waktunya’ untuk sekedar ‘bermain’ dengan perfilman.

Untuk itulah Kine Klub KOM UGM mengadakan diklat yang merupakan agenda rutin setiap tahun sebagai upaya pengenalan dunia perfilman kepada awak baru. Rencananya diklat tersebut akan diadakan pada bulan awal November lalu. Namun karena terkendala kondisi Jogja yang tidak kondusif akibat letusan gunung Merapi, acara diklat terpaksa diundur hingga Desember.

Pada diklat perdana yang berlangsung selama 2 hari (tanggal 4-5 Desember 2010), para peserta diklat yang terdiri dari angkatan 2009 dan 2010 jurusan llmu Komunikasi UGM tersebut, mulai diperkenalkan mengenai dunia film secara mendasar seperti sejarah serta perkembangan perfilman, “bahasa” dan unsur-unsur film, dan jenis-jenis dari film. 

Jika dilihat berdasarkan sejarah dan perkembangannya, film dapat dibagi menjadi empat, antara lain:
  • Sebagai media
- media untuk menampilkan “keindahan” (estetika) = [art stylistic, questioning, deconstructing, conventions and canons]
- media sebagai alat propaganda = dalam hal ini dapat dikatakan bahwa film memiliki kekuatan politik, karena mampu mempengaruhi audiens [nation-state image builder, post colonialism critics on visual and narrative point of view]
- media sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan (ekonomi) = [block buster, pop-corn and rating]
  • Sebagai alat pengembangan teknologi (technology expansion)
  • Sebagai seni ? (1) expression= seni dalam berekspresi. Di dalam setiap film pasti memiliki “nilai” ataupun “filosofi” yang ingin disampaikan ke pada para audiensnya; (2) style= seni dalam “gaya.” Setiap film memiliki ciri khas dari sang “penciptanya”; (3) language convention=  sama halnya dengan gaya, setiap film juga memiliki cara bertutur yang berbeda pula dalam  emnyampaikan epsan yang dibawanya.
  • Sebagai ilmu/bahan pelajaran ? hal ini bila dikaitkan dengan masalah production, graphic image, distribution, press, dan masalah media massa lainnya yang merupakan bentuk pengembangan dari film ini. 

Selain membahas tentang sejarah dan perkembangan dari film, diklat yang dibawakan oleh Elida dari KINOKI, juga mengupas secara cerdas tentang unsur penting yang ada di dalam sebuah film. Antara lain, bagaimana ide menjalar menjadi cerita yang akhirnya berujung pada sebuah skenario, bagaimana style yang berkembang di kehidupan sehari-hari dapat dijadikan statement dan nantinya dapat dibuat sebagai auteur, serta bagaimana genre dapat digabungkan dengan movement sehingga menghasilkan kolaborasi yang apik dalam film. Itulah yang perlu dimaknai untuk membentuk sebuah film nantinya kelak.

Tak berhenti sampai di sana saja, Elida juga turut membahas mengenai genre-genre apa saja yang ada dalam dunia film dan inspiring movement-nya. Dan dari sinilah dapat kita lihat bahwa film itu terdiri dari banyak genre yang merupakan pengembangan dari jenis yang sebelumnya pernah ada. Barangkali saat ini kita baru mengetahui beberapa genre film yaitu jenis-jenis mainstream yang banyak beredar di pasaran (bioskop, DVD,dll) seperti, mellow drama, comedy, horror, thriller, dll. Namun ternyata masih ada beberapa jenis pengembangan dari film lain. 



Pembahasan mengenai hal-hal mendasar dalam perfilman tersebut berlangsung selama lebih kurang 2,5 jam dan diakhiri dengan nonton bareng. Walaupun hanya dihadiri 1/3 dari peserta yang mendaftar (dikarenakan adanya ujian susulan dan kuliah tambahan pasca letusan merapi) diklat tersebut berakhir dengan cukup sukses. Semoga dapat lebih sukses dan lancer di diklat-diklat berikutnya. Dan semoga para calon Kine Klub KOM dapat menyumbangkan karya film anak bangsa yang dapat bersaing di internasional kelak. Hidup KINE KLUB KOM!!! [Vivin Lizetha]