Thursday, August 26, 2010

Mengenal Sutradara 2

Alfred Hitchcock :
The Master of Thriller yang Takkan Tergilas Zaman

Buat kamu-kamu yang mengaku sebagai pencinta film pastinya tak asing dengan nama satu ini. Alfred Hitchcock, sutradara asal Inggris yang terkenal dengan karya-karya thriller. Lewat “tangan dingin”nya, Hitchcock yang mempunyai nama lengkap Sir Alfred Joseph Hitchcock ini, mampu melahirkan berpuluh-puluh film yang sebagian besar bergenre thriller selama enam dekade karirnya di dunia perfilman. Hal ini menjadikan sebagai salah satu sutradara terbaik dan terpopuler sepanjang zaman. Tidak berlebihan rasanya apabila pria yang lahir tanggal 13 Agustus 1899 di Leytonstone, London, Inggris ini diberikan gelar “Hitch The Master of Suspense” atau “The Master of Thriller” atas pretasinya tersebut.

Selain telah menyutradarai 67 film sepanjang tahun 1921–1976, pria yang meninggal dalam umur 80 tahun ini juga turut memproduseri 28 film dan menulis 22 film lainnya. Walaupun demikian, Hitchcock belum pernah sekalipun memenangkan penghargaan bergengsi, Oscar Award, sepanjang perjalanan karirnya. Padahal, dilansir oleh sebuah situs berita online, dari hasil survei yang dilakukan Turner Classic Movies (TCM) di London, menempatkan nama Hitchcock sebagai sutradara yang paling pantas mendapat Oscar mengalahkan sutradara film Ranging Bull, Martin Scorsese. Namun, apa hendak dikata, dari enam karyanya, termasuk Psycho dan Rear Window, yang masuk nominasi Oscar tak satu pun dari film tersebut yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Walaupun demikian, sebanyak 29 penghargaan dan 17 nominasi mampu diraihnya. Beberapa di antara ia peroleh lewat film fenomenalnya, Rear Window (1954), yang mampu mengilhami banyak film-film modern bergenre sama seperti Disturbia (D.J. Caruso) dan What Lies Beneath.

Profil Singkat
Nama : Alfred Joseph Hitchcock
Lahir : 13 Agustus 1899 Leytonstone, London, Inggris
Meninggal : 29 April 1980 (umur 80) Bel Air, Los Angeles, California, Amerika Serikat
Nama lain : Hitch The Master of Suspense
Pekerjaan : Sutradara
Tahun aktif : 1921–1976
Pasangan : Alma Reville (1926–1980)
Karya-Karya :
- Family Plot (1976)
- Frenzy (1972)
- Topaz (1969)
- Torn Curtain (1966)
- Marnie (1964)
- The Birds (1963)
- "The Alfred Hitchcock Hour"
- "Alfred Hitchcock Presents" (1955-1961)
- Psycho (1960)
- "Startime" (1960)
- North by Northwest (1959)
- Vertigo (1958)
- "Suspicion" (1957)
- The Wrong Man (1956)
- The Man Who Knew Too Much (1956)
- The Trouble with Harry (1955)
- To Catch a Thief (1955)
- Rear Window (1954)
- Dial M for Murder (1954)
- I Confess (1953)
- Strangers on a Train (1951)
- Stage Fright (1950)
- Under Capricorn (1949)
- Rope (1948)
- The Paradine Case (1947)
- Notorious (1946)
- Spellbound (1945)
- Watchtower Over Tomorrow (1945)
- The Fighting Generation (1944)
- Lifeboat (1944)
- Bon Voyage (1944)
- Aventure malgache (1944)
- Shadow of a Doubt (1943)
- Saboteur (1942)
- Suspicion (1941)
- Mr. & Mrs. Smith (1941)
- Foreign Correspondent (1940)
- Rebecca (1940)
- Jamaica Inn (1939)
- The Lady Vanishes (1938)
- The Girl Was Young (1937)
- Sabotage (1936)
- Secret Agent (1936)
- The 39 Steps (1935)
- The Man Who Knew Too Much (1934)
- Strauss' Great Waltz (1934)
- Number 17 (1932)
- East of Shanghai (1931)
- Mary (1931)
- The Skin Game (1931)
- Murder! (1930)
- The Shame of Mary Boyle (1930)
- An Elastic Affair (1930)
- Elstree Calling (1930) (some sketches)
- Blackmail (1929)
- The Manxman (1929)
- Sound Test for Blackmail (1929)
- Champagne (1928)
- Easy Virtue (1928)
- The Farmer's Wife (1928)
- When Boys Leave Home (1927)
- The Lodger: A Story of the London Fog
- Fear o' God (1926)
- The Pleasure Garden (1925)
- Always Tell Your Wife (1923) (uncredited)
- Number 13 (1922) (unfinished)
(Sumber : http://www.imdb.com/)

Penghargaan Film-Film Karya Alfred Hitchcock
Berikut beberapa penghargaan salah satu film Alfred Hitchcock yang terkenal, Rear Window:
a. Academy Awards
Sutradara Terbaik (Nominasi)
Sinematografi Terbaik (Nominasi)
Rekaman Suara Terbaik (Nominasi)
Penulis Skenarion Terbaik (Nominasi)
b. Edgar Allan Poe Awards : Film Terbaik (Menang)
c. Bafta Awards : Film Terbaik (Nominasi)
d. Writers Guild Of America : Drama Amerika Terbaik (Menang)
e. New York Film Critics Circle Awards : Aktris Terbaik (Menang)
f. National Boar Of Review : Aktris Terbaik (Menang)



Rear Window

Berikut ini adalah resensi dari salah satu film fenomenal garapan Alfred Hitchcock, Rear Window atau yang juga dikenal dengan judul Alfred Hitchcock's Rear Window. Film yang langsung diproduseri oleh Alfred Hitchcock sendiri ini pertama kali diputar di Amerika Serikat pada tahun 1954. Namun kemudian kembali dirilis pada September 2007 di Amerika.
Ceritanya berkisah tentang L.B. "Jeff" Jeffries, seorang jurnalis foto yang mengalami kecelakaan saat dirinya bertugas. Kecelakaan tersebut menyebabkan salah satu kaki Jeff patah dan memaksanya untuk beristirahat lama hingga keadaannya kembali membaik.
Untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan kebosanannya, Jeff mencari kesibukan yang dapat dilakukannya selama masa penyembuhan tersebut. Setiap hari ia selalu mengamati dan memperhatikan kehidupan para tetangganya yang tinggal di apartemen sebelah lewat jendela kamar apartemennya yang kebetulan terletak di lantai atas. Kehidupan para tetangga tersebut sangat beragam serta lengkap dengan drama kehidupannya masing-masing.
Ada seorang wanita kesepian yang sangat mendambakan seorang kekasih. Keadaan itu terkadang membuat wanita tersebut berbicara sendiri dengan kekasih khayalannya. Kemudian ada lagi seorang pengarang lagu yang memainkan musiknya setiap hari, wanita gendut yang gemar berjemur di halaman, seorang penari cantik yang dikelilingi banyak pria, sepasang pengantin baru yang selalu menutup tirai mereka, serta pasangan paruh baya nyentrik yang selalu tidur di teras apartemen. Yang terakhir, Jeff juga mengamati seorang tetangganya bernama Lars Thorwald, seorang salesman. Selain disibukkan dengan pekerjaannya, Thorwald juga harus kerepotan merawat istrinya yang sedang sakit. Dan tampaknya Thorwald tidak terlalu senang dengan keadaan tersebut.
Hingga suatu malam, Jeff melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari sang salesman, Thorwald. Dia mondar mandir keluar masuk apartemennya sambil membawa gergaji dan pisau serta sebuah tas besar. Kecurigaan Jeff semakin bertambah ketika ia menyadari bahwa istri Thorwald sudah tidak pernah terlihat lagi. Hal ini membuat Jeff menjadi bertanya-tanya dan penasaran. Bersama dengan Lisa (kekasih Jeff) dan Stella (seorang perawat tua), Jeff berusaha menyelidiki dan memecahkan misteri tersebut dengan mengumpulkan bukti-bukti melalui apa yang ia lihat lewat jendela apartemennya.

Film Rear Window ini sebenarnya hanya mengangkat sebuah cerita remeh-temeh dengan tema yang sederhana. Namun ini merupakan sebuah karya yang patut diacungi jempol. Dengan hanya menggunakan scoring, efek dan setting yang sederhana, sang sutradara, Alfred Hitchcock, mampu mengemas sesuatu yang biasa saja bahkan tidak penting sekalipun menjadi sebuah mahakarya yang fenomenal yaitu Rear window. Bahkan film bergenre thriller-misteri ini mampu mengilhami banyak film-film thriller modern seperti Disturbia (D.J. Caruso) dan What Lies Beneath. Dapat dikatakan bahwa film Rear Window adalah salah satu pelopor film thriller di dunia, hasil karya tangan dingin Alfred Hitchcock, the master of thriller.

Penasaran dengan kedahsyatan film Rear Window??? Nyoooookkk…, It’s time to watch, ndud!!!
Yeaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…..

Data Film
Judul Film : Rear Window
Genre : Thriller-Misteri
Sutradara : Alfred Hitchcock
Produser : Alfred Hitchcock
Penulis Skenario : Cornel Woolrich, Jhon Michael Eyes
Studio Produksi : Paramount Pictures, Patron Inc
Distributor : Paramount Picture (1954-1983) - Universal Studios (Sejak 1983) - USA Films (Re-Release)
Bahasa : Inggris
Durasi : 112 Menit
Tahun Rilis : September 2007 (Amerika) [Vivin Lizetha]


(Sumber : kitanews.com HARY)

Monday, August 23, 2010

Mengenal Sutradara

Berapa film yang pernah kamu tonton? Sepuluh? Seratus? Seribu? Atau bahkan lebih? Ya, tak ada yang menyangkal kalau menonton film merupakan hiburan yang menyanangkan. Dari sekian banyak film yang pernah kamu tonton, berapa yang jadi favoritmu? Sepuluh? Seratus? Seribu? Atau bahkan semuanya? Menurut saya, film favorit itu relatif. Itu tergantung pada mereka yang menonton karena mereka mempunyai representasi yang berbeda terhadap apa yang mereka tangkap dari film tersebut. Lalu, berapa sutradara yang kalian favoritkan? Sepuluh? Seratus? Seribu? Atau... tidak ada? Mungkin, mungkin, karena terlalu menikmati cerita film, terkadang kita lupa siapa sutradaranya. Siapa dibalik salah satu faktor penentu kesuksesan film? Siapa “otak”dari film tersebut? Hm.....

Postingan kali ini, akan memberikan sedikit informasi mengenai beberapa sutradara dan review filmnya. Enjoy! :)



Wong Kar Wai
Wong Kar Wai merupakan sutradara Hong Kong. Wong lahir di Sanghai, China, pada tahun 1958. Wong bersama keluarganya pindah ke Hong Kong pada usia lima tahun. Sebulan setelah kepindahannya, terjadi Revolusi Kebudayaan di Cina yang memisahkan Wong dengan ayah, kakak, dan adiknya selama beberapa tahun. Satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan mereka adalah melalui surat. Dari sinilah, Wong belajar dan memperoleh kecintaannya terhadap menulis.

Lulus SMA, Wong melanjutkan pendidikannya ke Hong Kong Polytechnic College jurusa Desain Grafis. Namun, passionnya saat itu adalah fotografi. Pada 1980, tahun kedua kuliahnya, Wong memutuskan untuk berhenti dan mengikuti Production Training Course yang diselenggarakan Hong Kong Television Broadcast, Ltd (HKTVB). Disana, Wong menjadi asisten produksi beberapa drama serial. Wong kemudian menjadi asisten sutradara dan menulis beberapa sekenario. Pada 1982, Wong meninggalkan HKTVB untuk mengejar karirnya menjadi penulis sekenario dan ternyata sukses besar! Ia menulis 50 sekenario yang 10 diantaranya difilmkan dimana Wong yang menjadi sutradaranya.

Film pertamanya, “As Tears Go By” (1989), meraih sembilan nominasi di Hong Kong Film Awards. Ini merupakan jumlah nominasi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk seorang sutradara baru. Berikut beberapa film yang juga disutradainya:
- Days of Being Wild (1991)
- Chungking Express (1994)
- Ashes of Time (1994)
- Fallen Angels (1995)
- Happy Together (1997)
- In the Mood for Love (2000)
- 2046 (2004)
- My Blueberry Nights (2007)
- The Lady from Shanghai (2009)

Chungking Express merupakan film tersukses dengan meraih 5 penghargaan, dan 6 nominasi di berbagai festival film di China dan Hong Kong. Sedangkan My Blueberry Nights (2007), merupakan film pertama Wong yang menggunakan Bahasa Inggris. Norah Jones, penyanyi jazz Amerika juga menapaki jejaknya yang pertama dalam dunia akting dalam film ini. Wong sendirilah yang memilih Norah Jones sebagai pemeran utama dalam My Blueberry Night. Wong memilih Norah Jones berdasarkan interpretasi dalam gaya bermusiknya, yang juga mendominasi soundtrack film ini, jazz.

Film-film Wong yang dicintai kritikus Hong Kong tak lepas dari Ciri khasnya yang kerap menggunakan adegan slow motion. Selain itu, Wong juga selalu mendorong artis yang bermain dalam filmnya untuk berimprovisasi. Ia selalu memberikan mereka peran berbeda, yang membuat mereka memenangkan beberapa penghargaan. Sebut saja beberapa artis besar Hong Kong seperti: Maggie Cheung, Tony Leung Chiu-wai, Tony Leung Kar-fai, Leslie Cheung, dan Brigitte Lin Ching-Hsia.



My Blueberry Nights

The last few days, I've been learning not to trust people and I'm glad I've failed. Sometimes we depend on other people as a mirror to define us and tell us who we are and each reflection makes me like myself a little more.

Kini, saya akan membahas film pertama Wong Kar Wai yang full Bahasa Inggris, My Blueberry Nights. Menonton film ini membuat saya teringat bagaimana rasanya sakit hati dan dikhianati. Lagi, prinsip Wong untuk mengimprovisasi akting dan kepiawaian pemerannya, mengahsilkan dialog kuat yang terkesan wajar namun “dalam”.

Elizabeth (Norah Jones) mengetahui bahwa pacarnya berselingkuh di kafe milik Jeremy (Jude Law) yang sering didatanginya. Dengan emosi, Elizabeth menitipkan kunci mantan pacarnya ke Jeremy untuk diberikan ke mantannya jika dia datang. Namun, berkali-kali Elizabeth mengecek, mantan pacarnya tak juga datang. Karena sering datang ke kafe itu, Elizabeth menjadi dekat dengan Jeremy. Tiap malam ia datang dan berukar cerita. Dari Jeremy, Elizabeth tahu bahwa ternyata banyak orang yang juga menitipkan barang (yang semuanya berupa kunci) kepada Jeremy untuk diberikan kepada mantan pasangan mereka. Meskipun jumlahnya sudah setoples dan tak ada yang mengambilnya, Jeremy enggan membuang kunci tersebut. Ia berpendapat kalau ia membuang kunci itu, pemiliknya pasti tidak akan membuka pintu (atau apapun yang dikunci dengan kunci tersebut) selamanya.

Untuk mengobati rasa sakit hati dan menabung untuk membeli sebuah mobil, Elizabeth lalu mengadakan perjalanan ke Memphis, dan menjadi pelayan Bar. Disitu, Elizabeth bertemu Arnie (David Strathairn) pemabuk yang juga mengalami patah hati karena istrinya Sue Lynne (Rachel Weisz), yang umurnya terpaut jauh dengan Arnie, meninggalkannya. Perjalanan pun berlanjut. Di kota selanjutnya, Elizabeth bertemu dengan Leslie (Natalie Portman) pejudi lihai yang mengajak Elizabeth bermain dengan keberuntungan.

Dari perjalanan itu, Elizabeth belajar banyak hal. Ia juga mendapatkan banyak hikmah yang membuatnya lebih tegar dalam menghadapi masalahnya sendiri. Semua keluh kesahnya tetap ia ceritakan ke Jeremy melalui surat. Surat yang dikirimnya selalu tanpa alamat. Ini membuat Jeremy gemas karena tak bisa membalas suratnya. Segala usaha dicoba Jeremy untuk menemukan lokasi Elizabeth, namun sia-sia.

Setahun kemudian, Elizabeth kembali ke New York, mengunjungi dan menemui Jeremy di cafenya, mengobrol, sampai mereka sadar bahwa ada “sesuatu” diantara mereka berdua. :)
-Rating: 4/5-



Chung King Express

We're all unlucky in love sometimes. When I am, I go jogging. The body loses water when you jog, so you have none left for tears.

Film ini mempunyai dua cerita utama. Gerakan slow motion yang menjadi ciri khas Wong juga dapat ditemui dalam film ini. Berbeda dengan My Blueberry Nights, Chung King Express mempunyai aura yang lebih “gelap”.

Cerita dibuka dengan kisah patah hati seorang polisi Taiwan, Qiwu (Takeshi Kaneshiro) *Kaneshiro ganteng banget di film ini :p*. Qiwu baru mengalami putus cinta dengan kekasihnya, Mey, pada tanggal 1 April. Sedikit terguncang, Qiwu memilih untuk menunggu mantan pacarnya, selama sebulan. Qiwu berharap, dengan menunggu dan terus berusaha, dia akan mendapatkan Mey kembali. Hampir setiap hari Qiwu menghubungi Mey melalui telepon yang terletak di depan toko makanan. Tidak sampai disitu, Qiwu juga selalu membeli nanas kalengan yang merupakan buah favorit Mey. Tidak sembarang nanas, Qiwu selalu membeli nanas yang tanggal kadaluarsanya 1 Mei. Selain sebagai batas waktu untuk menunggu Mey, 1 Mei juga merupakan ulang tahun Qiwu.

1 Mei pun tiba dan Mey tak kunjung berubah pikiran. Qiwu yang patah hati lalu memakan semua nanas kadaluwarsanya. Ia lalu menghabiskan malam di sebuah bar. Disana ia bertemu dengan seorang Gadis Berambut Pirang (Briggite Lin), seorang bandar narkoba yang baru rugi besar. Qiwu pun mendekati Gadis Berambut Pirang itu dan berusaha menarik perhatiannya. Namun untuk kesekian kalinya, cinta tidak berada di pihak Qiwu. Dalam kesepiannya, Qiwu sadar bahwa dia harus bangkit dan melupakan Mey maupun Gadis Berambut Pirang itu. Dalam perjalanan ke toko maanan langganannya, ia bertemu dengan rekannya sesama polisinya, dan disinilah kisah kedua dimulai.

Cerita kedua merupakan kisah asmara yang kandas antara seorang polisi Cop 663 yang namanya tidak diketahui (diperankan oleh Toni Leung), dan seorang pramugari (Valerie Chow). Cop 663 dicampakan oleh si Pramugai yang pergi dengan lelaki lain. Di tempat makan langganannya (yang juga sering didatangi Qiwu), Cop 663 bertemu Faye (Faye Wong), seorang pramusaji di rumah makan tersebut. Secepat kilat, Faye langsung jatuh cinta terhadap Cop 663.

Suatu hari, si Pramugari mendatangi rumah makan tersebut untuk bertemu Cop 663. Namun Cop 663 tidak ada disana. Si Pramugari lalu menitipkan surat yang langsung dibaca oleh seluruh karyawan toko makanan itu, ketika si Pramugari pergi. Dalam surat juga disertakan sebuah kunci apartemen Cop 663.

Faye lalu mengunjungi apartemen Cop 663 dan membersihkannya untuk menata kembali hidup Cop 663. Mereka lalu jatuh cinta dan berjanji untuk berkencan di sebuah restoran California. Namun, Faye tak kunjung datang. Ia menghilang.

Setahun kemudian, Faye kembali. Ternyata selama ini ia megikuti pelatihan pramugari, dan kini ia telah resmi menjadi seorang pramugari. Faye lalu bertemu Cop 663 kembali di rumah makan yang telah dibeli dan dirubah Cop 663 menjadi rumah makan mewah.
-Rating: 3/5-



Tertarik? Ayo langsung cari filmnya di rental film terdekat. Jangan lupa juga browsing, dan ikut milis Wong Kar Wai (www.wongkarwai.net) untuk mendapatkan informasi dan perkembangan mengenai film-film terbarunya. Semoga tulisan ini dapat memberikan referensi dan sedikit pengetahuan baru bagi teman-teman. Salam Film! :D [diaz bela yustisia]



NB: Buat temen-temen yang mau share tentang film yang udah di tonton silakan kirim ke email april (namakudiit@yahoo.com) atau diaz (aurora.borealis8@yahoo.com) atau langsung ke emailnya Kine (kine_komugm@yahoo.com) mau yang mana aja boleh, lewat fb atau ketemu langsung buat nyerahin naskah juga boleh! hehehe. Terimakasih! :D